Artikel ini guna melanjuti dan
memperbaiki segala bentuk kekurangan dan ketidak-jelasan dari artikel
lama tentang membangun jaringan hotspot. Diharapkan setelah
artikel ini tidak akan ada artikel tambahan lagi. Seperti sudah kita
ketahui penjelasan basic jaringan hotspot dari seri pertama terkendala
karena banyak ragamnya topologi jaringan sehingga menyulitkan beberapa
pembaca yang semakin kebingungan bagaimana menerapkan pembangunan
jaringan hotspot di dunia nyata.
Adapun
peralatan dan syarat yang harus kita penuhi antara lain:
- Router/AP Wi-Fi (Referensi hardware bisa dilihat di http://www.alnect.net/product.php?/4/20/29/Networking/Wi-Fi_Connection/Wi-Fi_AP_&_Router/bylprice).
- Koneksi internet (Bisa dari beragam ISP yang tersedia di daerah masing-masing, bisa juga menggunakan provider GSM/CDMA)
- Sebuah PC sebagai server (Optional, khusus untuk Wi-Fi yang berbasis komersial/berbayar)
- Sedikit pengetahuan tentang jaringan.
Dalam artikel ini saya akan
memberikan penjelasan secukupnya tentang membangun jaringan wi-fi di
jaringan warnet yang sudah tersedia sebelumnya. Topologi ini bisa di
adopsi untuk semua jenis topologi jaringan tergantung kebutuhan dan
kegunaannya. Jadi kalau ada yang bilang dengan mengikuti artikel ini
akan menyulitkan dalam aplikasi orang tersebut adalah orang GOBLOG.
Kebetulan di warnet saya sudah tersedia
jaringan LAN NETWORK yang melayani kebutuhan akses internet dengan media
berbasis kabel. Karena perkembangan jaman sekarang jaringan model FIX
ini sangat kurang kompeten sehingga mau tidak mau saya harus membangun
jaringan hotspot TANPA merusak/mengganggu jaringan warnet yang sudah
ada. Adapun topologi jaringannya adalah sebagai berikut:
Semoga paham tentang topologi di atas,
sekarang akan kita mulai untuk membangun jaringan sebenarnya. Saya akan
menjelaskan dengan sample IP sehingga kalau mau mengikuti harap
mengikuti jaringan kalian sendiri.
Langkah pertama belilah salah satu peralatan untuk Router/AP
wi-fi ini (kalau bisa di tempat referensi karena bagus pelayanannya).
Langkah kedua asumsikan bahwa kalian telah mempunyai akses internet
(dalam sample ini saya menggunakan telkomspeedy). Langkah ketiga aturlah
jaringan kalian menurut topologi yang sesuai dengan jaringan
masing-masing.
SAMPLE:
- Router/Modem saya menggunakan IP 192.168.1.1
- Router/AP Wi-fi Saya menggunakan IP 192.168.1.3 dengan gateway 192.168.2
- Server/Billing saya menggunakan 2 NIC yang pertama IP 192.168.1.2 dengan gateway 192.168.1.1, yang kedua IP 192.168.1.254 dengan gateway 192.168.1.1 (Asumsikan kedua NIC mempunyai akses internet karena untuk HotSpot berbasis komersial/berbayar membutuhkan sebuah gateway komputer sebagai pencatat billing, begitu juga untuk jaringan lan membutuhkan billing untuk warnet)
- Client 1 sampai dengan 10 menggunakan IP Static mulai dari 192.168.1.4 – 192.168.14 dengan gateway 192.168.1.1 (IP billing 192.168.1.254)
- Client A, PSP, dan Handphone menggunakan DHCP server dari IP 192.168.1.99 dengan range IP mulai dari 192.168.1.15 – 192.168.1.253 (IP billing 192.168.1.2)
Langkah keempat, setelah jaringan
kalian asumsikan benar dan berfungsi dengan benar sebenarnya jaringan
HotSpot dan warnet sudah siap. Tinggal kalian melakukan setting DHCP
server di router/AP Wi-Fi contohnya seperti ini:
Gambar di atas di asumsikan DHCP server
akan memberikan IP secara otomatis jika ada client yang terhubung dari
range 192.168.1.100 – 192.168.1.199 Setingan gateway dan DNS sebenarnya
bisa saja di kosongkan tapi kalau ada yang terkendala dengan koneksi
internet setelah terhubung coba di sesuaikan dengan setting jaringan
masing-masing.
Langkah kelima
hotspot kalian sudah siap untuk digunakan oleh orang umum.
Untuk yang menginginkan keamanan lebih bisa
mencoba menerapkan teknik firewall yang ada, defaultnya router/AP wi-fi
yang saya beli kemarin sudah menyediakan fasilitas keamanan yang baik
seperti contohnya proteksi IP, proteksi MAC, dan manajemen block domain.
Meskipun tidak 100% aman dengan menggunakan fasilitas ini keamanan
hotspot akan lebih satu tingkat di atas hotspot yang terbuka untuk umum.
Untuk yang ingin lebih aman lagi di atas
satu tingkat bisa menerapkan wireless security menggunakan WPA-PSK atau
WPA2-PSK, setting ini akan menyebabkan client yang ingin terhubung ke
hotspot harus memasukkan password. bisa juga menggunakan MAC filter,
atau fasilitas binding IP/MAC.
Khusus untuk hotspot komersial/berbayar ada
baiknya kita membuka sampai lebih dalam lagi tentang billing. Untuk
billing warnet mungkin tidak akan menemui kendala karena saya yakin
sudah paham rata-rata. Khusus untuk billing HotSpot ini karena
program-nya masih terbatas akan saya coba jelaskan dengan billing
Antamedia HotSpot.
Topologi
jaringan yang di anjurkan Antamedia HotSpot ada 3 yaitu bisa kalian
lihat sendiri di Topologi 1, Topologi 2,
dan Topologi 3. Semua topologi memiliki kelebihan dan
kekurangan serta banyaknya jumlah client yang bisa di layani jadi
sebaiknya kalian baca dan pahami dengan benar sebelum membangun toplogi.
Dalam SAMPLE nyata
penggunaan topologi saya di atas jaringan saya mampu melayani kurang
lebih 150 client. Seting billing Antamedia terbilang cukup mudah saya
menggunakan NIC 192.168.1.2 sebagai gateway HotSpot. Dalam percobaan
dalam realita nyata saya tidak menemui kendala berarti, kedua jaringan
saling berhubungan dan berfungsi dengan baik.
Dalam percobaan biling ternyata saya
menemukan ada sedikit bug/error dari billing antamedia ini sebenarnya
tidak terlalu mengganggu, tapi rasanya tidak etis kalau saya bocorkan ke
orang umum karena bisa merugikan banyak pihak terutama pihak penjual
akses. Billing antamedia akan langsung melakukan redirection
apabila user yang terhubung ke dalam jaringan mencoba mengakses
internet.
0 komentar:
Posting Komentar